Dahulu kala, jauh di tengah hutan lebat, hiduplah seekor singa ganas yang memerintah dengan suara gemuruh yang dahsyat. Namun alih-alih melindungi hewan lain, ia menggunakan kekuatannya untuk menindas mereka, membuat hidup semua orang sengsara.
Suatu hari, karena lelah hidup dalam ketakutan, para hewan berkumpul untuk menyusun rencana menghentikan teror singa. Kelinci, yang dikenal karena kecerdasannya, mengusulkan untuk mengirimkan seorang juara untuk memberi pelajaran kepada singa.
Hewan-hewan lainnya tercengang. Harimau memandang sekeliling dengan gugup, gajah bersiul pelan, dan badak terus membaca bukunya, tampak tidak terpengaruh oleh keributan tersebut.
Tidak terpengaruh oleh pandangan skeptis, burung hantu itu tetap bertahan. “Saya mungkin bukan yang terkuat, tapi saya bijaksana. Saya punya rencana.”
Keesokan harinya, rumor menyebar dengan cepat di hutan bahwa burung hantu akan menghadapi singa di sarangnya sendiri. Ketika singa mendengar berita itu, dia tertawa terbahak-bahak, yakin dengan kekuatannya sendiri.
Namun saat matahari terbenam di bawah cakrawala dan kegelapan menyelimuti hutan, masih belum ada tanda-tanda keberadaan burung hantu. Hewan-hewan lain menjadi khawatir, bertanya-tanya apakah teman berbulu mereka telah meninggalkan mereka.
Tepat ketika mereka hampir putus asa, burung hantu itu menukik masuk, meminta maaf atas keterlambatannya. Singa, yang marah karena penundaan itu, menuntut penjelasan.
"Maaf," kata burung hantu dengan tenang, "tapi aku bertemu dengan seekor singa yang lebih ganas darimu dalam perjalanan ke sini. Aku menunggu sampai dia kelelahan sebelum masuk."
Singa, yang heran dan marah dengan klaim ini, menuntut untuk dibawa ke saingannya ini.
Tanpa ragu, burung hantu membawa singa ke sumur terdekat. "Dia masuk ke sana," kata burung hantu sambil menunjuk ke kedalaman.
Namun alih-alih menemukan singa lain, dia malah mendengar aumannya sendiri yang bergema ke arahnya, diperkuat oleh kedalaman sumur. Takut dengan suara gemuruh, singa bergegas keluar dari sumur dan melarikan diri ke dalam malam, tidak pernah terlihat lagi.
Dan sejak hari itu, kedamaian menyelimuti hutan, berkat kebijaksanaan dan kelicikan burung hantu pemberani yang mengakali musuh terberat.
Pesan Moral :
Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari kekuatan fisik saja. Sebaliknya, kebijaksanaan, kecerdasan, dan kepintaran dapat menjadi alat yang ampuh dalam mengatasi tantangan dan musuh. Burung hantu pemberani, meski bukan makhluk terkuat atau paling mengintimidasi di hutan, menggunakan kecerdasan dan pemikiran strategisnya untuk mengakali singa ganas dan membawa kedamaian di hutan. Hal ini mengajarkan kita bahwa penting untuk menghargai dan mengembangkan kemampuan mental kita, karena kemampuan mental sering kali dapat menjadi kunci kesuksesan dalam situasi sulit. Selain itu, cerita ini menyoroti pentingnya melawan pelaku intimidasi dan ketidakadilan, meskipun hal tersebut memerlukan pendekatan yang tidak konvensional. Dengan bekerja sama dan menggunakan otak kita, bukan kekuatan kita, kita dapat mengatasi rintangan terberat sekalipun dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.